Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

Lembar Kerja Peraturan

Judul Masih Seksi, Investasi Properti di Indonesia Meningkat Sepanjang 2020
Konten

Jakarta, Properti Indonesia – Realisasi investasi pada sektor properti di Indonesia yang meliputi Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran tercatat sebesar Rp76,4 triliun atau meningkat 7,45 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2019 sebesar Rp 71,1 triliun. Capaian positif tersebut terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan global. Realisasi sektor properti ini sendiri turut berkontribusi sebesar 9,2 persen dari total realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sepanjang 2020 yaitu sebesar Rp826,3 triliun.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tercatat, investasi penanaman modal asing (PMA) pada sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencapai US$2,2 miliar yang merangkum 2.209 proyek, sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) yaitu Rp44,9 triliun yang meliputi 4.347 proyek. Investasi di sektor properti ini belum termasuk kontribusi PMA di sektor Hotel dan Restoran yang tercatat sebesar US$441,1 juta dan merangkum  5.900 serta kontribusi PMDN di sektor yang sama mencapai Rp10.203,1 triliun serta merangkum 5.448  proyek.

Realisasi PMDN dan PMA Sektor Properti sepanjang Januari-Desember 2020

Realisasi investasi PMDN dan PMA periode Januari - Desember 2020

 

Sepanjang tahun 2020, rencana sejumlah perusahaan asing seperti HYUNDAI Motor Co, Tesla dan produsen baterai litium China, Contemporary Amperex Technology untuk berinvestasi di Indonesia sempat mendapat perhatian serius dari berbagai elemen masyarakat bahkan Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. 

Hyundai Motor Co, misalnya, berencana untuk memindahkan kantor pusat regional (HQ) mereka ke Kawasan GIIC Cikarang, Indonesia dan memilih menutup kantor pusat regional Asia Pasifik di Mutiara Damansara di Petaling Jaya, Selangor, Malaysia. Hyundai Motors Group dikabarkan telah membeli sekitar 70-80 hektar (ha) tanah milik PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) di salah satu kawasan industri di Cikarang untuk pembangunan pabriknya.

Konsultan LEADS Property mencatat, dampak pandemi Covid 19 di sektor industri tidak sekeras sektor lainnya. Meski begitu, pada 2021 transaksi lahan industri akan terus tumbuh lambat namun pasti. Terlebih, menurut LEADS, Pemerintah telah mendapat kepastian bahwa beberapa perusahaan asing akan merelokasi pabriknya dan atau memperluas usahanya ke Indonesia. Oleh karena itu, landlord akan  mengubah lebih banyak cadangan tanah mereka menjadi persediaan tanah untuk mengakomodasi lebih banyak pertanyaan yang akan datang. Sementara, rata-rata harga lahan industri cenderung stabil karena harga saat ini dinilai relatif tinggi dibandingkan dengan beberapa Negara AsiaTenggara.

Seperti diketahui, pasar properti di Indonesia telah mengalami perlambatan sejak beberapa tahun terakhir paska mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada paruh kedua tahun 2012 dan paruh pertama tahun 2013. Bank Sentral St Louis bahkan mencatat, pertumbuhan harga rata-rata properti di Indonesia terus merunduk dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2013 pertumbuhan rerata properti turun sebesar 14% dan penurunan berlanjut menjadi sekitar 3% pada 2017 serta 2018. Puncaknya terjadi pada 2019, ketika kenaikan harga rata-rata bahkan lebih rendah dari tahun tahun sebelumnya.

Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab tren properti di Indonesia terus menurun, antara lain, terkait ketidakpastian politik, tingkat hunian yang masih rendah, aturan regulasi baru serta penurunan PDB per kapita antara tahun 2012 dan 2015. Pada tahun 2012, PDB per kapita di Indonesia adalah sebesar USD$3.680 dan turun menjadi USD$3.330 pada tahun 2015. Perlambatan ekonomi menjadi penyumbang utama yang mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat kelas menengah dan menengah atas di Indonesia.

 

 

Tanggal 28 January 2021 15:26:00
Kategori Download
Lampiran